Tuesday, August 19, 2008

Laksamana Cheng Ho - ep. 1

Menonton secara penuh Episode Pertama Laksamana Cheng Ho, Malam Minggu, 16 Agustus 2008 yang lalu ada beberapa hal yang bisa diappresiasi. Hal-hal tersebut antara lain:

1. Penggambaran untuk proses kebiriannya terlalu lama. Sehingga menghabiskan waktu. Proses pengkebirian itu juga tidak terlalu penting untuk digambarkan terlalu detail.

2. Pengambilan shootnya yang sangat “pintar” dimana pada saat dialog yang akan menyulitkan dalam proses dubbing, angle kameranya tidak di close up dari depan, tapi di alihkan dari angle yg berbeda. Namun tidak mengurangi makna dan alur cerita yang dibangun. Salut untuk cara ini, dan bisa ditiru untuk dialog-dialog yang sulit oleh pemeran yang kurang berpengalaman.

3. Dalam tulisan pemeran Laksmana Cheng Ho, Yusril Ihza Mahendra dalam Blognya http://yusril.ihzamahendra.com, disebutkan bahwa Pangeran Ming Chui Ti merebut tahta karena marah, yang disebabkan oleh Kaisar Chu Yu Wen banyak melakukan kekejaman.

“Di Beijing Cheng Ho akhirnya menjadi penasehat Pangeran Ming Chui Ti yang suatu ketika menjadi sangat marah, karena ayahnya menunjuk cucunya –yakni putra dari pangeran pertama yang wafat — menjadi kaisar. Ming Chui Ti adalah pangeran kedua yang menurut tradisi China akan menjadi kaisar jika pangeran pertama meninggal lebih dahulu. Kaisar baru, Chu Yu Wen, yang masih muda, ternyata banyak melakukan kekejaman, yang membuat Pangeran Ming Chui Ti tambah marah, sehingga akhirnya dia memberontak melawan Kaisar.”

Tapi yang tertangkap dalam cerita Filmnya bahwa Pangeran Ming Chui Ti marah karena tidak dipilih oleh Kaisar untuk menggantikan menjadi Raja. Kesan yang muncul adalah Ming Chui Ti seorang yang sangat haus kekuasaan. Bukan seorang yang bijaksana dan arif.
Kemudian tidak tergambar sama sekali Kaisar Chu Yu Wen memerintah dengan kejam, yang menjadi alasan bagi Ming Chui Ti untuk memberontak. Padahal ini adalah bagian penting dari peran seorang Ma He, yang menjadi penasehat yang baik. Jika yang digambarkan seperti dalam film, maka Ma He adalah seorang penasehat pemberontak yang haus kekuasaan. Padahal jika lebih digambarkan sedikit pemerintahan Kaisar Chu Yu Wen yang kejam, dan atas itu Ma He menyarankan kepada Pangeran Ming Chui Ti untuk melawan, maka Ma He akan terlihat sebagai penasehat yang cerdas. Karena dalam penggambaran sebelumnya terlihat bagaimana Pangeran Ming Chui Ti sangat bijaksana dan sangat santun menerima tamu-tamu, sementara Ma He digambarkan sebagai orang yang gemar membaca.

Demikian beberapa catatan dalam Penayangan perdana Film Laksamana Cheng Ho di Metro TV.

2 comments:

Agung Wasono said...

Film Laksamana Cheng Ho ini mungkin termasuk Film dengan episode yang lumayan panjang karena mencapai 30 episode (masing-masing episode 50 menit)

Menilik peran cheng ho yang sangat besar dalam peradaban dunia terutama pada bidang kemiliteran, sangat disayangkan selama ini peran cheng ho kurang dimengerti oleh masyarakat. padahal cheng ho adalah sosok yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah nusantara dalam pergaulannya dengan negara/kerajaan lain.

Sukses untuk film cheng ho. Lepas dari komentar mas Ainul Ridha ini mengenai beberapa kejanggalan substansi film cheng ho. karena tentunya karena masih episode pertama jadi masih terlalu dini menyimpulkan "kejanggalan-kejanggalan" itu.

Kalau di film ini Yusril belajar intrik dan solusi dari berbagai persoalan yang dialami Ming dan dinastinya, semoga Yusril semakin mantap maju sebagai Presiden RI. (hehehe)

ainul ridha, the nice seen said...

Dalam Blog nya Yusril dikatakan akan ada flash back, namun itu tidak akan bisa menghilangkan karakter tokohnya.

Biasanya episode pertama itu adalah pengenalan tokoh-tokoh. dan itu adalah tokoh yang menjadi tokoh utama dalam film tersebut.

Sama-sama kita lihat jalan ceritanya.

 
© 2008 free template by kangrohman modification by agungwasono